This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 26 Juni 2008

Ingat Wiji Tukul

Yang Terlupakan
Dari kiri : Wiji Thukul- penyair yang hilang, Kanan : Wajah Wajah aktivis mahasiswa yang sampai sekarang belum kembali. Photo : Indonesia under Soeharto’s year
Wiji Tukul. Sebuah sosok yang tiba-tiba menjadi populer karena menjadi target operasi pencarian orang berbahaya orde baru setelah Budiman Sudjatmiko dan Pius Lustrilanang. Puisi Tukul yang berbunyi “Hanya Ada Satu Kata: Lawan!” adalah petikan yang menjadi inspirasi teman-teman mahasiswa untuk meninggalkan bangku kuliah dan menghabiskan waktunya di jalanan (baca: demonstrasi). Puisinya lugas dan bebas dari ‘kungkungan’ teori berpuisi. Selugas bahasanya, puisi tukul berisi protes terhadap ketidak adilan kekuasaan. Namun kini kita tidak akan menemui karya-karya seunik itu lagi, karena penyairnya telah hilang dan tak kembali lagi

Tiba-tiba ‘kerinduan’ pada si Tukul ini muncul. Aku tidak tahu banyak tentang dia. Yang aku tahu, Tukul telah hilang ditelan oleh sebuah kekuasaan yang arogan dan yang paling aku tahu hanyalah petikan puisinya yang berbunyi “Lawan!”. Hasil pencarian melalui google, ada beberapa puisi Wiji Tukul yang bisa dipost di sini.

_________________________________

Peringatan

Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!

______________________________________________

Sampai di Luar Batas

Kau lempar aku dalam gelap
Hingga hidupku menjadi gelap
Kau siksa aku sangat keras
Hingga aku makin mengeras
Kau paksa aku terus menunduk
Tapi keputusan tambah tegak
Darah sudah kau teteskan
Dari bibirku
Luka sudah kau bilurkan
Ke sekujur tubuhku
Cahaya sudah kau rampas
Dari biji mataku
Derita sudah naik seleher
Kau menindas
Sampai
Di luar batas

Wiji Thukul,17 November 1996

_____________________________________________

Bunga dan Tembok

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendakiadanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri

Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur!
Dalam keyakinan kami
Di manapun – tirani harus tumbang!

_____________________________________________

Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa

aku bukan artis pembuat berita
tapi aku memang selalu kabar buruk buat
penguasa

puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur-tenaga-luka

kata-kata itu selalu menagih
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup

aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa

(Wiji Thukul.18 juni 1997)

Jadi…
Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu: pemberontakan!


Wiji Thukul Wijaya

Wiji Thukul Wijaya lahir di Sala 24 Agustus 1963 sebagai anak tukang becak. Keluarganya katolik, dan diapun masuk SD katolik. Selepas SMP, selama kurang dari dua tahun dia belajar di sekolah Menengah Karawitan Indonesia, sampai putus sekolah pada tahun 1980.

Di Solo, Thukul dibesarkan di sebuah kampung miskin yang sebagian besar penghuninya hidup dari menarik becak. Ketika itu bis kota mulai menguasai jalanan, mengakibatkan penderitaan yang berkepanjangan bagi para tukang becak yang penghasilannya semakin merosot. Berapapun tambahan penghasilan dari anak istri bias sangat penting artinya. Rentenirpun telah menjadi pengunjung tetap yang kedatanganya selalu menggelisahkan para penghuni kampong.

Semenjak putus sekolah, Thukul mencari nafkahnya sendiri melalui berbagai pekerjaan tidak tetap. Dia pernah mejadi tukang Koran, tukang semir mebel di suatu perusahaan kecil di kampung, maupun buruh harian. Selain itu dia pun membaca puisi secara ngamen keluar masuk kampung, kadang-kadang diiringi musik gamelan. Keterlibatan Thukul dalam teater dan kesenian di Sala dan Jawa Tengah sangatlah luas. Dia pernah mengambil bagian dalam pembacaan puisi di Monumen Pers Surakarta, Pusat Kesenian Jawa Tengah, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Yayasan Hatta di Yogyakarta serta radio PTPN. Sajak-sajaknya secara teratur muncul diberbagai majalah dan surat kabar, dan pada tahun 1984 kumpulan sajaknya berjudul Puisi Pelo diterbitkan dalam bentuk stensilan oleh Taman Budaya Surakarta. Stensilan berikutnya Darman dan lain-lain telah pula diterbitkan, selain sajak-sajaknya pun muncul dalam Antalogi 4 Penyair Solo. Kumpulan terbaru Thukul berjudul Suara. Dia memproduksi sendiri bulan Juli 1987 dalam bentuk fotokopi yang dikomentarinya : ” Aku sedang belajar untuk tidak tergantung pada lembaga-lembaga kesenian resmi.”





______________________________________________________



TIRANI HARUS TUMBANG
(Wiji Thukul, 1987)





Seumpama bunga, Kami adalah bunga yang tak kau kehendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun rumah dan merampas tanah
Seumpama bunga, Kami adalah bunga yang tak kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun jalan raya dan pagar besi
Seumpama bunga, Kami adalah bunga yang dirontokkan di bumi kami sendiri
Jika Kami bunga, Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu telah Kami sebar biji-biji
Suatu saat Kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan : Engkau harus hancur!
Dalam keyakinan kami, Dimanapun
______________________________________________________

Derita Sudah Naik Seleher

kaulempar aku dalam gelap
hingga hidupku manjadi gelap

kausiksa aku sangat keras
hingga aku makin mengeras

kaupaksa aku terus menunduk
tapi keputusan tambah tegak

darah sudah kauteteskan
dari bibirku
luka sudah kaubilurkan
ke sekujur tubuhku
cahaya sudah kaurampas
dari biji mataku

derita sudah naik seleher
kau
menindas
sampai
di luar batas
______________________________________________________

Kucing, Ikan Asin Dan Aku

Seekor kucing kurus
menggondol ikan asin
laukku untuk siang ini
aku meloncat
kuraih
pisau
biar
kubacok ia
biar
mampus

ia tak lari
tapi mendongak
menatapku
tajam

mendadak
lunglai
tanganku
-aku melihat diriku sendiri!

lalu kami berbagi
kuberi ia kepalanya
(batal nyawa melayang)
aku hidup
ia hidup
kami sama-sama makan

Selasa, 24 Juni 2008

Ada yang Pingsan karena Tak Lulus UN

BANDARLAPUNG, SABTU - Pengumuman kelulusan SMA/MA/SMK disambut berbagai cara oleh para siswa di Bandar Lampung. Siswa yang lulus langsung bersorak-sorak dan langsung mencorat-coret baju seragam mereka, saling berangkulan dan menangis, serta berkonvoi dengan sepeda motor. Sementara siswa yang tidak lulus menangis dan jatuh pingsan.

Pemantauan Kompas, Sabtu (14/6) di SMK Utama, SMAN 1 Bandar Lampung, SMA Utama, dan SMAN 2 Bandar Lampung menunjukkan, begitu para siswa selesai membaca surat tanda kelulusan, mereka langsung bersorak. Sambil berangkulan mereka langsung mencorat coret baju seragam mereka dengan cat semprot.

Usai saling mencoret, mereka kemudian berkonvoi. Namun belum sempat meluapkan kegembiraan, polisi dari Poltabes Bandar Lampung mengumpulkan para siswa dari sekolah-sekolah yang terletak di satu jalur jalan utama di Bandar Lampung yaitu di Jalan Sudirman, di lapangan Gedung Olah Raga (GOR) Saburai.

Polisi mengingatkan mereka tentang bahaya konvoi dan kemacetan yang timbul. Namun, di tengah-tengah hujan yang cukup deras para siswa itu nekad berkonvoi untuk menyatakan kegembiraan mereka lulus ujian dengan kawalan polisi. Konvoi melewati jalan-jalan utama Bandar Lampung, mulai Jalan Raden Intan, Jalan Sudirman, Jalan Diponegoro, dan Jalan Teuku Umar, serta sempat memacetkan jalan-jalan tersebut.

Dari pemantauan, selain merespons dengan berkonvoi, terdapat pula siswa yang pingsan karena dinyatakan tidak lulus ujian. Siswa SMK Utama, Antika Sari, terlihat menangis dan lemas usai membaca surat pengumuman kelulusan. Tidak kuasa menerima pengumuman tersebut ia kemudian pingsan. Para guru yang simpati menolong Antika dan menenangkannya.

Di SMKL Utama, dari 107 peserta ujian nasional terdapat tujuh siswa yang tidak lulus. Sebanyak empat siswa tidak lulus dari jurusan sekretaris, satu siswa dari jurusan akuntansi, dan dua siswa dari jurusan penjualan.

Menanggapi siswa yang tidak lulus, Kepala Sekolah SMK Utama Nasib Utomo mengatakan, ia menyatakan tidak setuju dengan kebijakan pemerintah untuk menggabungkan siswa SMA dan SMK yang tidak lulus ke dalam satu paket belajar, paket C.

Ketidaksetujuan itu ia sampaikan karena mata pelajaran untuk siswa SMK berbeda dengan siswa SMA. Dalam paket C, siswa SMK yang tidak lulus diminta mempelajari mata pelajaran yang dipelajari siswa SMA seperti sosiologi, antropologi, dan tata negara.

Menurut Nasib, kebijakan tersebut sudah salah kaprah. Sebaiknya, pemerintah menyiapkan kebijakan khusus bagi siswa SMK yang tidak lulus ujian. Di sekolah kami, saya lebih suka menganjurkan siswa yang tidak lulus untuk mengulang kembali pelaj aran dari awal tahun pelajaran supaya siswa lebih mantap mengulang ujian. Namun semua terserah siswa, katanya.

Dari catatan Dinas Pendidikan Lampung, dari peserta ujian nasional tingkat SMA/MA/SMK 2008 sebanyak 65.995 peserta, sekitar 5.078 siswa di antaranya tidak lulus. Di Lampung juga terdapat enam MA swasta dengan angka kelulusan nol persen dan satu SMA negeri dengan angka kelulusan nol persen.

Sumber Kompas

22.242 siswa SMA Tidak Lulus UN 2008

SEMARANG, JUMAT - Sebanyak 22.242 siswa menengah tingkat atas di Provinsi Jawa Tengah tidak lulus ujian nasional atau UN 2008. Jumlah tersebut setara dengan 8,07 persen dari keseluruhan peserta UN SMA/MA/SMK di Jateng sebanyak 275.618 siswa. Persentase kelulusan UN untuk siswa SMA sederajat Jateng tahun ini lebih rendah dibandingkan UN tahun 2007.

Angka kelulusan UN SMA sederajat tahun 2008 sebesar 91,93 persen. Tahun 2007, persentase kelulusan mencapai 92,29 persen. Kasubdin Perencanaan dan Pengembangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Satoto Rahardjo di Kota Semarang, Jumat (13/6), mengatakan, kendati angka kelulusan menurun, kualitas kelulusan tahun ini dinilai lebih baik.

Harus diingat bahwa standar kelulusan tahun ini dinaikkan satu poin dari 4,25 pada tahun lalu menjadi 5,25. "Selain itu, tahun 2007 kemarin, mata pelajaran yang diujikan hanya empat, sedangkan tahun ini ada enam mata pelajaran yang diujikan. Beban siswa jauh lebih berat," ungkap Satoto.

Jika dirinci berdasarkan jurusan, berdasarkan data Dinas Pendidikan Jateng, tingkat kelulusan siswa SMA jurusan bahasa adalah yang paling tinggi. Dari 3.123 siswa jurusan bahasa, 96,19 persen di antaranya berhasil lulus, sedangkan yang tidak lulus hanya 3,81 persen. Untuk jurusan IPA, dari sebanyak 53.303 siswa, 50.440 siswa berhasil lulus. Jumlah siswa yang tidak lulus untuk jurusan IPA sebanyak 2.863 siswa. Tingkat kelulusan jurusan IPS merupakan yang terendah. Dari 71.279 siswa yang mengikuti UN, 91 persen di antaranya atau sebanyak 64.863 siswa dinyatakan lulus.

Untuk Madrasah Aliyah (MA), dari 9.171 siswa jurusan IPA, sebanyak 93,18 persen atau 8.545 siswa dinyatakan lulus. Jurusan IPS, dari 22.836 siswa yang mengikuti UN, 87,27 persen atau sekitar 19.928 siswa berhasil lulus. Dari 1.287 siswa MA jurusan bahasa , persentase kelulusan mencapai 95,73 persen atau sekitar 1.232 siswa. Dari 126.148 siswa SMK yang mengikuti UN, sebanyak 8,78 persen di antaranya atau 11.075 siswa dinyatakan tidak lulus.



Satoto menjelaskan, walaupun standar nilai kelulusan UN tahun 2008 dinaikkan, nilai rata-rata siswa SMA sederajat di Jateng cukup memuaskan. "Tidak ada nilai mati pada semua rata-rata nilai pelajaran," jelasnya.

Untuk siswa SMA jurusan IPA, nilai rata-rata pelajaran Bahasa Indonesia (7,94), Bahasa Inggris (7,20), Matematika (7,13), Fisika (7,15), Kimia (7,05), dan Biologi (7,16). Nilai rata-rata siswa jurusan IPS; Bahasa Indonesia (7,33), Bahasa Inggris (6,64), Matematika (6,56), Ekonomi (7,71), Sosiologi (7,35), dan Geografi (6,14).

Menurut Satoto, dari hasil nilai UN tersebut ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai sempurna (10), antara lain untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, dan Sosiologi. Ia menambahkan, pengumuman hasil UN tingkat SMA/MA/SMK di Jawa Tengah akan dilaksanakan Sabtu (14/6) ini. Mengenai cara penyampaian pengumuman kelulusan bisa disampaikan dengan ditempel di sekolah masing-masing atau dikirim lewat jasa kantor pos.

"Bagi mereka yang tidak lulus dapat mengikuti ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) Paket C yang akan diselenggarakan pada 28 Juni hingga 3 Juli 2008," katanya.

Untuk menghindari konvoi yang biasa dilakukan siswa SMA seusai pengumuman kelulusan, Dinas Pendidikan Kota Semarang telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian. "Saya menghimbau supaya para siswa tidak berlebihan dalam merayakan kelulusan. Jika melanggar hukum, kepolisian tentu akan menindak," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Sri Santoso. (A05)

Sumber : Kompas

8,19 Persen Siswa SMP di Sumbar tidak Lulus UN

Padang-RoL-- Sebanyak 8,19 persen atau 5.944 dari 72.620 peserta Ujian Nasional (UN) tingkat SMP sederajat pada daerah kabupaten/kota di Sumbar tidak lulus Ujian Nasional, jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya.

"Jumlah siswa tidak lulus UN tersebut meningkat dua persen dari tahun sebelumnya," kata Kepala Dinas Pendidikan Nasional, Sumbar, Busharman Bur, di Padang, Jumat.

Peserta UN tingkat SMP di Sumbar sebanyak 72.620 orang, terdiri atas siswa MTS sebanyak 17.161 orang dan tidak lulus 1.267 orang (7,28 persen), SMP dengan jumlah peserta sebanyak 55.026 orang yang tidak lulus 4.458 (8,10 persen) dan SMP Terbuka dengan jumlah peserta 433 orang tidak lulus 219 (50,58 persen).

Hasil UN tersebut akan diumumkan secara langsung pada seluruh siswa di Sumbar pada Sabtu (21/6). Pengumuman kelulusan tersebut dijadwalkan sama dengan hasil UN siswa tingkat SD.

Peringkat lima besar hasil UN tingkat SMP sederajat di Sumbar, yakni Kota Bukittinggi dengan nilai rata-rata 30,10, Solok (28,71), Kabupaten Pasaman Barat (28,53), Pesisir Selatan (28,17) dan Kota Payakumbuh (28,10).

Khusus Kota Padang, hasil rata-rata nilai UN tersebut ada pada peringkat enam dengan jumlah peserta 12.644 orang. "Hasil UN Kota Padang tidak termasuk lima besar karena siswanya banyak yang tidak lulus ujian terutama berasal dari sekolah swasta," katanya.

Sementara persentase kelulusan pada SMP terbuka yang hanya 50,58 persen atau 219 dari 433 orang. UN tersebut hanya diikuti 11 daerah kabupaten/kota di Sumbar, dengan peringkat kelulusan tertinggi yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, Solok Selatan, Tanah Datar dan Kota Padang.

Menurut dia, hasil UN tersebut belum sepenuhnya jadi penentu kelulusan siswa karena juga didukung faktor lain yakni kelengkapan administrasi, hasil UN, hasil UAS, dan etika siswa.antara/mim

Sumber : Republika

Kelulusan Siswa SD/SMP di Sejumlah Sekolah Capai 100 Persen

Jakarta-RoL-- Angka kelulusan siswa sekolah dasar (SD)pada ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) dan kelulusan SMP pada ujian nasional (UN) 2008 di sejumlah sekolah di Jakarta dan Bekasi mencapai 100 persen.

"Kelulusan 100 persen bahkan pada pelajaran matematika sebanyak 66 siswa meraih nilai 10, bahasa Inggris nilai 10 diraih 12 siswa dan nilai 10 untuk mata pelajaran IPA sebanyak sembilan siswa," kata Kepala Sekolah SMP 115 Jakarta Selatan, Adi Dasmin di Jakarta, Sabtu di sela-sela pengumuman hasil UN SMP dan UASBN SD yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Tanah Air.

Adi mengatakan, sekolah tidak mengharuskan siswa untuk datang ke sekolah tetapi biasanya siswa memilih berkumpul dengan teman-temannya di sekolah melihat melalui papan pengumuman.

Pengumuman kelulusan siswa juga dapat dilihat melalui internet melalui alamat website SMP 115 mulai Sabtu pukul 10.00 WIB. Ia mengatakan, Nilai Ebtanas Murni (NEM) untuk empat mata pelajaran tertinggi di SMP 115 Jakarta Selatan yang telah menyandang status Sekolah Berstandar Interansional (SBI) sebesar 38,5.

Pengumuman kelulusan UN di salah SMP favorit di Bekasi Selatan, yakni SMP 12 Pekayon dilaksanakan melalui surat pemberitahuan yang diantar ke alamat rumah siswa. "Kami menggunakan jasa kurir untuk mengantarkan surat pemberitahuan kelulusan siswa yang dilaksanakan sejak pukul 04.00 wib pagi tadi. Kebetulan siswa kami mayoriats tinggal di wilayah Bekasi Selatan sehingga tidak terlalu repot bagi kurir kami mengantarkannya," kata Wakil Kepala Sekolah SMP 12 Bekasi Amala Sunarti.

Ia mengatakan, dari hasil UN 2008 siswa sekolah itu lulus 100 persen dengan nilai NEM tertinggi 37,60 dan empat siswa meraih nilai 10 untuk matematika, sedangkan nilai tertinggi untuk bahasa Inggris sebesar 9,8, Bahasa Indonesia 9,60, dan IPA 9,50.

Ia mengakui, penambahan mata pelajaran UN dari tiga menjadi empat mata pelajaran cukup berpengaruh terhadap persiapan siswa menghadapi UN yang baru lalu. Namun, pihak sekolah sudah sejak jauh hari mempersiapkan dengan memberikan latihan-latihan soal dan uji coba UN dan siswa mengikuti bimbingan belajar sehingga hasilnya cukup baik, kata Amala.

Pengumuman UN SMP di Sekolah Katolik Marsudirini Kemang Pratama dilaksanakan dengan cara mengumpulkan siswa di halaman sekolah. Kepala sekolah dan guru-guru kemudian memanggil murid satu persatu untuk menerima amplop tertutup yang tidak boleh dibuka hingga waktu yang telah ditetapkan sekolah.

Suasana tegang terlihat dari wajah-wajah siswa yang seluruhnya telah memegang surat dalam amplop tertutup. Beberapa saat kemudian Kepala Sekolah SMP Marsudirini Suster M Elisabeth OSF meminta seluruh siswa membuka secara bersama-sama.

Menurut seorang guru, siswa peserta UN 2008 di SMP tersebut seluruhnya lulus dengan nilai NEM tertinggi 38,00. Pengumuman hasil UASBN dengan cara mengumpulkan siswa di halaman sekolah juga dilakukan di Sekolah Dasar (SD) Maria Fransiska Bekasi Selatan. Siswa satu persatu diberikan amplop tertutup untuk dibuka bersama-sama. Angka kelulusan siswa pada UASBN di sekolah tersebut mencapai 100 persen.


Joseph, siswa kelas 9 SMP Marsudirini Kemang Pratama, mengatakan, senang karena meraih ranking lima besar dan berniat untuk melanjutkan pendidikan ke SMA negeri di Bekasi atau Jakarta. "Saya sudah diterima di SMA Negeri favorit di Bekasi, namun masih ingin mencoba kemampuan nilai dengan mengikuti Penerimaan Siswa baru (PSB) online ke SMA Negeri di Jakarta," katanya.antara/mim

Sumber : Republika

Program Khusus di PTN Hancurkan PTS

Jakarta-RoL-- Program khusus penerimaan mahasiswa baru yang dilakukan perguruan tinggi negeri (PTN) semakin menghancurkan peluang perguruan tinggi swasta (PTS) untuk menjadi pilihan bagi masyarakat sebagai tempat menempuh pendidikan tinggi.

"Dengan program swadana dalam penerimaan mahasiswa yang dilaksanakan kalangan PTN, maka PTS akan semakin hancur," kata Rektor Universitas Timbul Nusantara (Utirta-IBEK) Jakarta Pro Dr Laurence A Manullang di Jakarta, Selasa.

Laurence Manullang mengemukakan, tidak "fair" PTN menyelenggarakan program swadana karena PTN telah memperoleh dana dari pemerintah melalui APBN.

Program swadana hanya tepat diselenggarakan di PTS sehingga jika PTN juga menyelenggaraka program tersebut, maka terjadi persaingan tidak sehat antara PTN dengan PTS.

Hal itu mengakibatkan masyarakat lebih memilih program khusus di PTN ketimbang di PTS. Akibatnya, PTS akan semakin kurang peminatnya.

"Dari 800 PTS di Indonesia, sudah ratusan PTS yang tutup dan tinggal papan nama karena adanya program swadana di PTN," katanya.

Laurence menegaskan, PTN yang sudah didanai APBN sebaiknya membatasi diri dalam melaksanakan program swadana penerimaan mahasiswa baru.

Kalau PTN juga menyelenggarakan penerimaan mahasiswa dan menyelenggarakan pendidikan dengan program khusus serta dana khusus, maka PTS akan semakin ditinggalkan masyarakat.

Utirta yang dulunya bernama STIE-IBEK kini memiliki 14 program studi dari sebelumnya hanya lima program studi. Sejak 10 November 2006, STIE-IBEK berubah nama menjadi Utirta-IBEK dan setelah 20 tahun di era STIE-IBEK sudah meluluskan lebih 3.000 sarjana.

Selain proghram sarjana, Utirta juga menyelenggarakan program pascasarjana (S2) magisster manajemen (MM). Untuk program sarjana (S1), antara lain, ekonomi manajemen/akuntansi, Bahasa Inggris, Ilmu Komunikasi, teknik informatika, ilmu hukum, teknik sipil/ arsitektur, kelautan/perikanan, biologi, matematika serta program Diploma 3 (D3) untuk akuntansi dan manajemen.

Utirta dengan tiga kampus di Jakarta, yaitu Kampus A IBEK Centre di Jl Mandala Raya No.33-34 Tomang Jakarta barat, Kampus B Makaliwi Office Park No.18D Jl Makaliwe Rata No.18D Jakarta Barat dan Kampus C do Kedaung Kali Angke Cengkareng Jakarta Barat sedang menerima mahasiswa baru untuk tahun ajaran 2008/2009.

Selain menerima mahasiswa baru, Utirta juga menerima mahaisswa pindahan.

"Pendaftaran dilakukan 24 Juni hingga 30 Agustus 2008 di IBEK Centre,' kata laurence Manullang yang menambahkan, Utirta telah merancang program khusus untuk S1 lama pendidikan 3,5 tahun dengan biaya Rp17,5 juta dan program lulusan D3 untuk menyelesaikan S1 dengan waktu 1 tahun dan biaya Rp7,5 juta. Sedangkan untuk lulusan S1 yang akan melanjutkan S2 MM telah dirancang untuk menyelesaikannya dalam waktu 1,5 tahun dengan biaya Rp15 juta.

Mengenai prestasi Utirta, Laurence A Manullang mengemukakan, Tim Mahasiswa Utirta telah meraih juara ke-4 pada "National Accounting Competition" yang diselenggarakan STAN dan diikuti 73 PTN/PTS pada 6 Januari hingga 1 Pebruari 2007. ant/

Sumber : Republika

Anak Sekolah Korban Narkoba Bertambah Banyak

Jakarta-RoL -- Jumlah anak sekolah yang menjadi korban akibat penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

"Tahun 2001 hanya empat persen anak sekolah SMP-SMA yang mencoba menggunakan narkoba, tapi menurut survei terakhir YCAB, saat ini jumlahnya telah meningkat menjadi delapan persen," kata anggota Dewan Penasehat Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Muhammad Farhan di Jakarta, Selasa (24/6).

Data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2005 pun menunjukkan bahwa 80 persen dari 3,2 juta pecandu narkoba di Indonesia berusia 12-24 tahun.

"Artinya, sebagian besar pecandu masih berusia sekolah dan mungkin masih bersekolah," kata Manajer Hubungan Masyarakat YCAB Yulinda Panggabean menambahkan.

Selain itu, kata Farhan, menurut hasil survei YCAB, empat dari lima rumah tangga di Jakarta menyatakan mengetahui adanya masalah narkoba di sekitarnya namun memilih tidak melakukan tindakan apapun.

"Survei juga menunjukkan bahwa orang tua dan keluarga selalu menjadi pihak yang paling akhir tahu kalau ada anggotanya yang terjerat narkoba. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat kita belum menyadari dan peduli dengan masalah yang mengancam masa depan generasi muda ini," katanya.

Lebih lanjut Yulinda menjelaskan, data dan fakta tersebut membuat kampanye antinarkoba menjadi sangat penting dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba.

YCAB sendiri, Farhan menambahkan, aktif mengampanyekan upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba kepada anak-anak sekolah dan mahasiswa.

"Kami fokus ke anak-anak, utamanya untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri mereka, karena menurut hasil studi tujuh dari 10 alasan seorang anak yang mencoba mengonsumsi narkoba berasal dari diri mereka sendiri," kata Farhan.

Program kampanye di sekolah, katanya, antara lain dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan tentang upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi guru serta berkampanye langsung ke sekolah secara berkala.

"Relawan kami secara berkala mendatangi sekolah, dari tingkat SD hingga SMA, serta membagikan pengetahuan tentang bahaya narkoba dan cara menghindarinya kepada para siswa," katanya.

YCAB, kata Yulinda, juga merangkul anak-anak muda untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan kampanye antinarkoba dengan membentuk pusat kegiatan pemuda (Youth Against Drug Abuse/YADA).

"Karena kampanye dengan model pir grup semacam ini justru sangat efektif bagi para remaja," katanya.

Dampak positif itu dirasakan pula oleh Syir Asih Amanah (18), yang satu tahun lalu berkesempatan mengikuti kampanye YCAB dan kemudian ikut aktif berkampanye melalui YADA.

"Sebelumnya saya cuma tahu kalau narkoba itu bahaya aja, tapi nggak tahu bahayanya seperti apa. Tapi sekarang saya jadi tahu banyak. Saya juga bisa mengikuti berbagai kegiatan bagus seperti pelatihan kepemimpinan, jurnalistik, dan tari yang diadakan YCAB secara gratis," katanya serta menambahkan saat ini dia sudah bisa mengajak 97 rekan sebayanya untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan kampanye antinarkoba. antara/is

Sumber : Republika

Senin, 23 Juni 2008

SMPN 4 Bandar Lampung Terbaik Hasil UN Se-Provinsi Lampung

BANDAR LAMPUNG: Para siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Bandar Lampung, di Kota Bandar Lampung, Lampung, meraih hasil terbaik di daerahnya pada Ujian Nasional (UN) 2008 SMP/MTs se-Provinsi Lampung.

Data rekapitulasi nilai tertinggi capaian UN SMP/MTs dari Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Lampung, diperoleh Antara Lampung, Minggu (22/6), menyebutkan, dari total 325 siswa peserta UN di SMPN 4 Bandar Lampung itu, mendapatkan nilai tertinggi dibandingkan sekolah di seluruh Lampung lainnya.

Nilai keseluruhan empat mata pelajaran yang diujikan dalam UN di sekolah itu, mencapai 34,14, yaitu rata-rata meraih nilai 8,02 untuk pelajaran Bahasa Indonesia, 8,84 untuk Bahasa Inggris, 8,65 untuk Matematika, dan 8,63 untuk IPA.

Ranking kedua capaian nilai UN terbaik siswa SMP di Lampung adalah SMPN 2 Bandar Lampung, dengan total nilai empat pelajaran mencapai 33,53 (rata-rata nilai Bahasa Indonesia 8,17; Bahasa Inggris 8,75; Matematika 8,46; dan IPA 8,15), dengan peserta UN sebanyak 236 siswa.

Ranking ketiga terbaik hasil UN siswa SMP se-Lampung adalah SMPN 1 Bandar Sribhawono di Kabupaten Lampung Timur yang meraih nilai keseluruhan pelajaran yang diujikan dalam UN 33,18.

Nilai rata-rata siswa di sekolah itu, untuk pelajaran Bahasa Indonesia 8,55; Bahasa Inggris 8,00; Matematika 9,01; dan IPA 7,62.

Berdasarkan data rangking hingga ke-53 hasil UN siswa SMP/MTs se-Lampung itu, menunjukkan tidak ada dominasi sekolah di kabupaten/kota tertentu, termasuk banyak pula sekolah di luar Kota Bandar Lampung dan Metro yang masuk rangking 50 besar terbaik itu.

SMPN 2 Bandar Lampung (ranking kedua terbaik) adalah sekolah yang dikembangkan berstandar internasional (SBI) di Provinsi Lampung.

SMPN 1 Bandar Lampung yang juga dicanangkan menjadi Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) di Lampung, berada pada peringkat ke-15, di bawah SMPN 1 Kota Agung, SMPN 1 Pringsewu, dan SMPN 2 Pringsewu (Kabupaten Tanggamus), dan SMPN 1 Trimurjo, Lampung Tengah dan puluhan sekolah lainnya.

Tapi secara umum rata-rata hasil UN siswa SMP/MTs negeri dan swasta 2008 di Provinsi Lampung, merosot dibandingkan hasil UN 2007 lalu, sekitar 2-3% penurunannya.

Menurut Koordinator Humas Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Lampung Bambang Joko DS dan Kepala Bidang Perencanaan Pendidikan Daniel Marsudi, atas nama Kepala Disdik Hery Suliyanto, rata-rata angka kelulusan 2008 mencapai 91,372%.

Jumlah siswa SMP/MTs peserta UN di Lampung sebanyak 112.693 siswa tersebar pada 1.576 sekolah. Siswa yang tidak lulus sebanyak 9.723 anak (8,628%).

Rata-rata kelulusan yang mencapai 91,372% itu menurun dibandingkan kelulusan 2007 lalu yang mencapai 94,126% (turun 2,754%). (Ant/OL-02)

Sumber :
Media Indonesia

Sabtu, 21 Juni 2008

Pengumuman Nilai UN 2008

Lampung
Pengumuman hasil Ujian Nasional 2008 di Lampung khususnya di Bandar Lampung, diwarnai insident, dari berbagai kalangan sangat menyayangkan tingkah para generasi muda sebagai pewaris bangsa kelak. Pengumuman yang seharusnya menjadi ajang yang mengharukan itu harus diwarnai tingkah yang konvoi yang membuat jalanan macet, entah apa yang menjadi pikiran mereka.

Dari hasil pantauan kami, tentang komentar para pengguna jalanan yang berada dipinggir jalan tentang mereka yang konvoi kelulusan itu adalah "Sekarang mereka senang-senang, padahal mereka aja belum tau setelah ini mau kemana?" komentar senada selalu kami temuakan.

Sudah jadi renungan bagi para pewaris bangsa ini, sebgai generasi muda jangan menjadi generasi yang cuma bisa menyalahkan, tapi bagaimana menjadi generasi yang penuh tanggung jawab dan bisa diandalkan untuk menjawab tantangan dan permasalahan bangsa ini di hari kemudian.

jangan-jangan saat kalian memegang kekuasaan bangsa ini telah dijajah (ekonominya) oleh bangsa lain, dan kalian menjadi budak di negeri sendiri.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Site Search