Selasa, 24 Juni 2008

Ada yang Pingsan karena Tak Lulus UN

BANDARLAPUNG, SABTU - Pengumuman kelulusan SMA/MA/SMK disambut berbagai cara oleh para siswa di Bandar Lampung. Siswa yang lulus langsung bersorak-sorak dan langsung mencorat-coret baju seragam mereka, saling berangkulan dan menangis, serta berkonvoi dengan sepeda motor. Sementara siswa yang tidak lulus menangis dan jatuh pingsan.

Pemantauan Kompas, Sabtu (14/6) di SMK Utama, SMAN 1 Bandar Lampung, SMA Utama, dan SMAN 2 Bandar Lampung menunjukkan, begitu para siswa selesai membaca surat tanda kelulusan, mereka langsung bersorak. Sambil berangkulan mereka langsung mencorat coret baju seragam mereka dengan cat semprot.

Usai saling mencoret, mereka kemudian berkonvoi. Namun belum sempat meluapkan kegembiraan, polisi dari Poltabes Bandar Lampung mengumpulkan para siswa dari sekolah-sekolah yang terletak di satu jalur jalan utama di Bandar Lampung yaitu di Jalan Sudirman, di lapangan Gedung Olah Raga (GOR) Saburai.

Polisi mengingatkan mereka tentang bahaya konvoi dan kemacetan yang timbul. Namun, di tengah-tengah hujan yang cukup deras para siswa itu nekad berkonvoi untuk menyatakan kegembiraan mereka lulus ujian dengan kawalan polisi. Konvoi melewati jalan-jalan utama Bandar Lampung, mulai Jalan Raden Intan, Jalan Sudirman, Jalan Diponegoro, dan Jalan Teuku Umar, serta sempat memacetkan jalan-jalan tersebut.

Dari pemantauan, selain merespons dengan berkonvoi, terdapat pula siswa yang pingsan karena dinyatakan tidak lulus ujian. Siswa SMK Utama, Antika Sari, terlihat menangis dan lemas usai membaca surat pengumuman kelulusan. Tidak kuasa menerima pengumuman tersebut ia kemudian pingsan. Para guru yang simpati menolong Antika dan menenangkannya.

Di SMKL Utama, dari 107 peserta ujian nasional terdapat tujuh siswa yang tidak lulus. Sebanyak empat siswa tidak lulus dari jurusan sekretaris, satu siswa dari jurusan akuntansi, dan dua siswa dari jurusan penjualan.

Menanggapi siswa yang tidak lulus, Kepala Sekolah SMK Utama Nasib Utomo mengatakan, ia menyatakan tidak setuju dengan kebijakan pemerintah untuk menggabungkan siswa SMA dan SMK yang tidak lulus ke dalam satu paket belajar, paket C.

Ketidaksetujuan itu ia sampaikan karena mata pelajaran untuk siswa SMK berbeda dengan siswa SMA. Dalam paket C, siswa SMK yang tidak lulus diminta mempelajari mata pelajaran yang dipelajari siswa SMA seperti sosiologi, antropologi, dan tata negara.

Menurut Nasib, kebijakan tersebut sudah salah kaprah. Sebaiknya, pemerintah menyiapkan kebijakan khusus bagi siswa SMK yang tidak lulus ujian. Di sekolah kami, saya lebih suka menganjurkan siswa yang tidak lulus untuk mengulang kembali pelaj aran dari awal tahun pelajaran supaya siswa lebih mantap mengulang ujian. Namun semua terserah siswa, katanya.

Dari catatan Dinas Pendidikan Lampung, dari peserta ujian nasional tingkat SMA/MA/SMK 2008 sebanyak 65.995 peserta, sekitar 5.078 siswa di antaranya tidak lulus. Di Lampung juga terdapat enam MA swasta dengan angka kelulusan nol persen dan satu SMA negeri dengan angka kelulusan nol persen.

Sumber Kompas

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Site Search